5 Tradisi Unik Idul Adha Di Berbagai Daerah Di Indonesia
Part #1
1. Meugang di Aceh
Meugang adalah tradisi masyarakat Aceh menyambut Hari Raya Idul Adha berupa ritual memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur mereka kepada Allah SWT.
Prosesi meugang diawali dengan memotong hewan kurban. Walaupun ada juga warga yang membeli daging di pasar. Selanjutnya membagikan daging kepada warga sekitar atau fakir miskin sebagai tradisi mempererat hubungan kekeluargaan.
2. Apitan di Semarang
Dikutip dari laman pariwisata.demakkab.go.id, tradisi Apitan diyakini mulai dilaksanakan sekitar 500 tahun lalu, tepatnya pada masa penyebaran agama Islam di tanah Jawa oleh Wali Songo. Tradisi Apitan menjadi cara dakwah para Wali Songo di Tanah Jawa yang dulunya mayoritas Hindu dengan mengakulturasi tradisi Hindu dan nilai-nilai Islam. Cara dakwah tersebut dinilai efektif lantaran banyaknya orang masuk Islam pada masa itu.
Tradisi Apitan sendiri berasal dari adanya bulan yang diapit, yaitu bulan Syawal dan bulan Zulhijjah. Rangkaian acara dimulai dengan aksi kuda lumping dari kelompok kesenian Turonggo Seto. Dulunya merupakan suatu sarana dan prasarana untuk kegiatan sedekah bumi apitan, yang kemudian dikembangkan menjadi suatu kegiatan yang merakyat serta dapat menghibur masyarakat Sampangan Semarang.
Setelah pertunjukkan kesenian, masyarakat setempat juga membuat gunungan makanan dari hasil panen atau hasil bumi yang diperoleh, seperti jagung, timun, gablek, kacang, kedelai, dan telur asin. Nantinya, gunungan makanan tersebut diarak dan dibagi ke warga setempat.
3. Gamelan Sekaten di Surakarta
Gamelan Sekaten di Surakarta bukan hanya sekadar perayaan musik tradisional, tetapi juga simbol keagungan Islam di Jawa. Dalam tradisi ini, musik gamelan mengiringi perayaan Idul Adha dan acara keagamaan lainnya. Tabuhan gamelan dimulai setelah salat Idul Adha selesai, dan acara ini menjadi bagian penting dari warisan budaya Jawa.
Dilansir dari laman kratonjogja.id, Gamelan Sekaten mulanya adalah pusaka milik Kerajaan Mataram yang terdiri dari dua perangkat. Yakni Gamelan Kyai Guntur Madu dan Gamelan Kyai Guntur Sari. Keduanya dibuat pada masa pemerintahan Sultan Agungyang pada tahun 1644 M.
4. Grebek Besar di Yogyakarta
Kata grebeg atau garebeg berasal dari kata gumrebeg, yang memiliki filosofi sifat riuh, ribut, dan ramai. Gunungan merupakan simbol kemakmuran, yang kemudian dibagikan kepada rakyat. Gunungan mewakili keberadaan manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.Tradisi turun temurun ini identik dengan arak-arakan atau kirab gunungan. Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Grebeg Besar merupakan tradisi yang digelar oleh Keraton Yogyakarta, untuk memperingati Hari Raya Idul Adha.
Ada 7 buah gunungan yang tersusun sedemikian rupa dalam tradisi ini. Ketujuh gunungan akan dibagi di 3 tempat berbeda yakni halaman Kagungan dalem Masjid Gede, Pendopo Kawedanan Pengulon, dan Kepatihan serta Puro.
Warga setempat yang datang menyaksikan akan berebutan hasil tani yang diarak. Menurut kepercayaan setempat, jika kamu berhasil mengambil hasil bumi dalam bentuk gunungan ini maka artinya bisa mendatangkan berkah.
5. Manten Sapu di Pasuruan
Pasuruan juga memiliki tradisi unik jelang Hari Raya Idul Adha, yakni manten sapi. Dalam pelaksanaannya, sapi kurban akan dimandikan dan dihias dengan cantik.
Sapi diberikan kalung bunga tujuh rupa dibalut dengan kain kafan, sorban dan sajadah. Setelah itu, semua sapi akan diarak menuju mesjid untuk diserahkan kepada panitia kurban.
Masyarakat setempat mengadakan acara ini untuk memberikan penghormatan terhadap sapi dan hewan kurban yang akan disembelih keesokan harinya.
#sejarah #daerah #tradisi #iduladha #lebaran
5 Tradisi Unik Idul Adha Di Berbagai Daerah Di Indonesia
Part #1
1. Meugang di Aceh
Meugang adalah tradisi masyarakat Aceh menyambut Hari Raya more...