Ada berita yang muncul dari ruang yang paling intim—ruang rumah tangga—yang menunjukkan bahwa kezaliman juga bisa terjadi tanpa suara tembakan atau rudal. Ini soal pertanyaan krusial yang diajukan banyak istri: istri dibiarkan tanpa nafkah dan tak disentuh, bolehkah cerai dan menuntut harta gono-gini? (tvonenews: Istri Dibiarkan Tanpa Nafkah dan Tak Disentuh, Bolehkah Cerai dan Menuntut Harta Gono-gini? Ustaz Bilang…) Astaga, pertanyaan ini menunjukkan adanya krisis amanah dan tanggung jawab profesional di dalam ikatan pernikahan itu sendiri.

Lho, pernikahan itu dalam etika Islam adalah amanah yang sakral. Ia bukan sekadar kontrak legal, tetapi sumpah perdamaian abadi antara dua jiwa. Kewajiban suami memberikan nafkah lahir batin adalah pilar utama kemanusiaan dalam rumah tangga. Ketika seorang suami melalaikan keduanya—nafkah ekonomi dan nafkah batin—ini adalah bentuk kezaliman yang terstruktur, kolonialisme terhadap hak-hak dasar pasangannya. Bagaimana mungkin kita berjuang lantang melawan kolonialisme asing, tapi membiarkan kolonialisme domestik merampas hak hidup dan kehormatan seorang istri di rumahnya sendiri?

Para ulama kita menjelaskan dengan bijak, dan ini adalah kabar baik bagi kaum Muslimin yang mencari keadilan: istri yang diabaikan hak-haknya secara fundamental memiliki hak untuk menuntut cerai (fasakh) ke pengadilan agama. Keadilan dalam Islam itu mutlak, ya. Seorang istri tidak boleh dibiarkan tergantung tanpa kepastian, tanpa nafkah yang layak, atau tanpa sentuhan batin yang dijamin oleh pernikahan. Bahkan, secara hukum, harta gono-gini yang diperoleh selama pernikahan juga dapat dituntut untuk dibagi, sebagai upaya pemulihan keadilan ekonomi bagi pihak yang dizalimi.

Ini adalah nasehat hikmah yang inspiratif: Amanah pernikahan adalah cerminan dari profesionalisme iman seseorang. Perdamaian sejati harus dimulai dari rumah kita sendiri. Jika suami lalai dalam amanah nafkah dan sentuhan, dia telah melakukan kezaliman terbesar terhadap jiwa yang ia janjikan untuk dijaga. Kepada para suami, ingatlah bahwa kewajiban Muslim itu bukan hanya salat dan puasa, tetapi juga muasyarah bil ma'ruf (bergaul dengan cara yang baik) kepada istri. Jangan sampai kita terlihat heroik di mata publik karena kritik pejabat atau seruan kemanusiaan global, tetapi zalim di mata pasangan kita sendiri.

Ayo dong, jadikanlah keadilan dalam rumah tangga sebagai benteng pertama kita melawan segala bentuk kolonialisme hati dan kezaliman pribadi.

Penulis:

Subhan Hariadi

#NafkahIstri #CeraiIslam #HartaGonoGini #AmanahPernikahan #KezalimanRumahTangga #KeadilanMuslim #EtikaKeluarga #HakIstri #KewajibanSuami #HikmahIslam

Komentar (0)

Jon Wilime